Belanda dikenal sebagai negara kecil TRISULA 88 dengan pengaruh besar, terutama dalam isu lingkungan dan perubahan iklim. Terletak di dataran rendah Eropa Barat, sebagian besar wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut. Dengan kondisi geografis yang rentan terhadap kenaikan permukaan laut, Belanda tidak punya pilihan selain menjadi pelopor dalam hal mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Namun, alih-alih hanya mengandalkan solusi konvensional, Belanda telah mengambil berbagai langkah inovatif dan unik untuk menghadapi krisis iklim yang kian mendesak. Dari rekayasa air yang canggih hingga kebijakan urbanisasi hijau dan pertanian vertikal, negeri kincir angin ini menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas dapat berpadu dengan teknologi demi menyelamatkan bumi.
1. Rekayasa Air: Lebih dari Sekadar Bendungan
Salah satu inisiatif paling terkenal dari Belanda adalah sistem pengelolaan airnya yang sangat maju. Delta Works, yang dianggap sebagai salah satu keajaiban teknik dunia modern, merupakan rangkaian bendungan, kanal, dan sistem penghalang laut yang dirancang untuk melindungi negara dari banjir.
Namun, Belanda tidak hanya membangun tembok untuk menahan air; mereka juga mengembangkan konsep “room for the river” atau “ruang bagi sungai”. Alih-alih terus membendung aliran sungai, Belanda justru memberi lebih banyak ruang agar air sungai dapat meluap secara terkendali ke lahan-lahan yang telah disiapkan. Pendekatan ini mengurangi risiko banjir sekaligus menciptakan ruang terbuka hijau yang memperkaya ekosistem lokal.
2. Kota Terapung dan Infrastruktur Adaptif
Dengan potensi kenaikan air laut yang mengancam, Belanda mulai mengembangkan konsep arsitektur terapung. Di pinggiran kota Rotterdam, terdapat komunitas yang tinggal di rumah-rumah apung modern, lengkap dengan sistem energi terbarukan dan pengolahan air mandiri. Konsep ini tidak hanya cocok untuk wilayah pesisir, tetapi juga bisa menjadi solusi global bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa.
Infrastruktur adaptif lainnya termasuk jembatan dan jalan yang dirancang untuk menyesuaikan ketinggian sesuai kondisi pasang surut. Dengan fleksibilitas semacam ini, Belanda berupaya menciptakan kota yang tahan terhadap perubahan iklim ekstrem.
3. Revolusi Pertanian Vertikal dan Urban Farming
Pertanian merupakan sektor penting dalam ekonomi Belanda, tetapi juga penyumbang emisi gas rumah kaca. Untuk mengatasi dilema ini, Belanda menjadi pionir dalam pertanian berkelanjutan dan pertanian vertikal. Di kota-kota besar seperti The Hague dan Amsterdam, pertanian vertikal memungkinkan produksi sayur-mayur lokal dalam gedung-gedung bertingkat dengan penggunaan air dan lahan yang sangat efisien.
Belanda juga memanfaatkan teknologi seperti drone, sensor tanah, dan kecerdasan buatan (AI) untuk memantau tanaman dan meningkatkan hasil panen tanpa merusak lingkungan. Negara ini bahkan telah dijuluki sebagai “lumbung pangan teknologi tinggi” di dunia.
4. Transportasi Ramah Lingkungan
Dengan budaya bersepeda yang kuat, Belanda telah lama dikenal sebagai negara dengan transportasi ramah lingkungan. Namun, pemerintah Belanda tidak berhenti di situ. Mereka menargetkan untuk menghentikan penjualan mobil berbahan bakar fosil pada tahun 2030 dan menggantinya dengan kendaraan listrik. Infrastruktur pengisian daya tersebar luas, bahkan di kawasan pedesaan.
5. Kebijakan dan Keterlibatan Publik
Salah satu kekuatan Belanda dalam menangani perubahan iklim adalah keterlibatan aktif publik dan transparansi kebijakan. Pemerintah lokal hingga nasional secara rutin melibatkan warga dalam proses perencanaan, baik melalui forum diskusi publik maupun program edukasi di sekolah. Kesadaran kolektif masyarakat Belanda tentang pentingnya keberlanjutan telah menjadi pendorong utama kesuksesan berbagai inisiatif iklim.
Belanda juga aktif dalam panggung internasional, menjadi tuan rumah berbagai konferensi dan kolaborasi global terkait iklim. Sebagai anggota Uni Eropa, Belanda mendorong kebijakan hijau yang ambisius dan menjalin kemitraan dengan negara berkembang dalam transfer teknologi hijau.
Penutup
Dari rekayasa air hingga pertanian futuristik, Belanda membuktikan bahwa visi, teknologi, dan komitmen bersama mampu menghadirkan harapan dalam menghadapi krisis iklim.