knowaboutbullying.com – Seorang penduduk Texas, AS, terkonfirmasi terjangkit flu burung H5N1 setelah kontak dengan sapi perah, menandai kasus kedua infeksi pada manusia di negara tersebut.
CDC menginformasikan bahwa pasien hanya menunjukkan gejala konjungtivitis dan saat ini dalam proses pemulihan, dengan isolasi mandiri dan pengobatan antiviral.
Kasus infeksi flu burung H5N1 pada manusia yang pertama di AS tercatat pada tahun 2022, menimpa seorang narapidana yang terpapar dari unggas yang terinfeksi.
Adanya transmisi dari sapi perah ke manusia meningkatkan kecemasan tentang potensi penularan yang lebih luas dari virus H5N1 pada hewan mamalia.
Departemen Pertanian AS, CDC, dan FDA mengonfirmasi bahwa penelitian awal tidak menemukan mutasi pada virus yang meningkatkan transmisibilitasnya ke manusia.
Ternak yang terinfeksi flu burung diduga tertular dari burung liar. Pemerintah telah mengambil langkah pencegahan dengan menghancurkan susu dari sapi yang terinfeksi, dan menekankan bahwa pasteurisasi efektif membasmi virus.
Virus flu burung H5N1, yang umumnya menyebar di kalangan burung, telah terdeteksi pada mamalia lain, termasuk kambing di Minnesota. Bebek liar diketahui sebagai vektor alami penyakit ini.
Walaupun kasus transmisi flu burung ke manusia relatif jarang, infeksi dapat terjadi melalui kontak dekat dengan burung atau limbahnya, dengan gejala mulai dari gangguan pencernaan hingga komplikasi pernapasan serius.
Kasus transmisi flu burung H5N1 dari sapi perah ke manusia di Texas merupakan suatu peristiwa yang memerlukan pengawasan ketat dan respons kesehatan masyarakat yang matang. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya pemantauan lintas spesies guna mengidentifikasi potensi risiko transmisi dan mengembangkan strategi pencegahan yang efektif untuk mengurangi ancaman zoonosis.