knowaboutbullying.com – Pada tanggal 27 Maret 2024, sebuah insiden yang kurang beruntung terjadi ketika delapan penumpang Norwegian Cruise Line tidak berada di kapal pada waktu keberangkatan yang dijadwalkan. Grup ini, yang terdiri dari individu berusia lanjut, seorang penumpang dengan kecacatan fisik, dan seorang wanita yang sedang hamil, terpisah dari rombongan mereka di kepulauan Sao Tome de Principe.
Pernyataan resmi dari kapal pesiar menyebutkan bahwa penumpang yang ditinggal terlewat oleh tender terakhir karena tidak mematuhi waktu kumpul yang telah ditetapkan untuk kembali ke kapal. Sebagai konsekuensi dari ketidakhadiran mereka, kapal telah berlayar tanpa mereka. Pihak kapal juga mencatat bahwa semua penumpang diberitahukan jadwal tersebut melalui berbagai sarana komunikasi, termasuk pengumuman interkom dan informasi tertulis yang disediakan sebelum penurunan penumpang.
Untuk mengatasi situasi ini, Norwegian Cruise Line mengambil langkah-langkah dengan menyerahkan dokumen perjalanan penumpang yang terlantar kepada otoritas pelabuhan lokal, memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan ke pelabuhan berikutnya dan bergabung kembali dengan kapal.
Jill dan Jay Campbell, yang merupakan bagian dari kelompok yang ditinggalkan, menghadapi tantangan yang signifikan dalam usaha mereka untuk menyusul kapal. Perjalanan mereka yang memakan waktu 15 jam melibatkan perlintasan melalui beberapa negara dan dihadapkan pada hambatan cuaca buruk yang menghalangi kapal dari berlabuh di Gambia, yang dijadwalkan sebagai titik pertemuan.
Selama periode terlantar, beberapa penumpang mengalami kesulitan kesehatan dan keuangan, termasuk keterbatasan akses ke obat-obatan penting dan kartu kredit untuk transaksi. Masalah ini menambah kompleksitas terhadap keadaan yang sudah sulit.
Salah satu penumpang yang ditinggalkan mengalami keadaan darurat medis dan memerlukan perawatan rumah sakit. Dalam kasus ini, keluarga Campbell berkolaborasi dengan keluarga penumpang di Amerika Serikat untuk mengoordinasikan proses kepulangan. Norwegian Cruise Line menyatakan bahwa telah berupaya untuk berkomunikasi dengan penumpang tersebut dan telah mengkonfirmasi kepulangan mereka dengan selamat ke negara asal.
Insiden ini menyoroti pentingnya kesadaran penumpang akan tanggung jawab mereka dalam mematuhi jadwal kapal pesiar dan juga mempertegas kebutuhan bagi operator kapal untuk menyediakan informasi yang jelas dan tepat waktu. Selain itu, hal ini juga menggarisbawahi urgensi dari protokol tanggap darurat yang efektif untuk menangani situasi yang mungkin timbul selama pelayaran.