knowaboutbullying – Badak hitam (Diceros bicornis), salah satu spesies badak yang paling terancam punah di dunia, telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan setelah berada di ambang kepunahan. Upaya konservasi yang intensif dan strategis telah membantu populasi badak hitam meningkat dari jumlah yang sangat rendah pada tahun 1990-an.
Pada awal abad ke-20, populasi badak hitam diperkirakan hanya sekitar 100 individu, akibat perburuan liar dan hilangnya habitat. Namun, sejak tahun 1990-an, upaya konservasi yang intensif telah membantu populasi badak hitam meningkat secara dramatis. Menurut World Wildlife Fund (WWF), antara tahun 1960 dan 1995, populasi badak hitam menurun hingga 98%, menyisakan kurang dari 2.500 individu. Namun, sejak saat itu, spesies ini telah mengalami pemulihan yang luar biasa, dengan populasi lebih dari 21.000 individu pada tahun 2012.
Meskipun telah mengalami pemulihan, badak hitam masih menghadapi ancaman serius. Perburuan liar tetap menjadi masalah utama, karena tanduk badak sangat berharga di pasar gelap. Selain itu, hilangnya habitat akibat perluasan lahan pertanian dan perkembangan infrastruktur juga menjadi ancaman besar bagi spesies ini.
Upaya konservasi yang berkelanjutan telah menjadi kunci dalam pemulihan badak hitam. Program anti-perburuan, pengelolaan habitat, dan program pengembangbiakan slot kamboja telah membantu meningkatkan populasi badak hitam. Di India dan Nepal, misalnya, pemerintah telah menegakkan undang-undang anti-perburuan liar dengan ketat, yang telah membantu meningkatkan populasi badak bercula satu (Rhinoceros unicornis) secara signifikan.
Di Indonesia, badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) juga telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Dengan populasi hanya sekitar 75 individu, badak Jawa adalah salah satu spesies badak yang paling terancam punah di dunia. Namun, upaya konservasi yang intensif di Taman Nasional Ujung Kulon telah membantu meningkatkan populasi badak Jawa secara perlahan. Program pemantauan komprehensif dan pembentukan unit armada laut untuk menghentikan perikanan ilegal telah membantu melindungi habitat badak Jawa.
Meskipun ada tanda-tanda pemulihan, badak hitam dan badak Jawa masih menghadapi tantangan besar. Arenga palm yang invasif di Taman Nasional Ujung Kulon, misalnya, telah mengurangi jumlah makanan yang tersedia bagi badak Jawa. Selain itu, kematian alami dan potensi inbreeding juga menjadi masalah yang harus diatasi.
Badak hitam dan badak Jawa telah menunjukkan bahwa dengan upaya konservasi yang intensif dan strategis, spesies yang hampir punah dapat kembali dari ambang kepunahan. Namun, tantangan yang dihadapi masih besar, dan upaya konservasi harus terus dilanjutkan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini di masa depan.