knowaboutbullying.com – Para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) telah membuat kemajuan signifikan dalam upaya pencegahan demam berdarah dengan menciptakan sebuah alat inovatif yang mampu membunuh telur nyamuk Aedes aegypti. Alat ini, yang memiliki ukuran kompak sebanding dengan celengan, merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPIK) ITB, para peneliti dari departemen Teknik Fisika, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, dokter dari Universitas Maranatha, serta Dinas Kesehatan Kota Bandung. Proyek ini juga mendapat dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Prof. Ir. Endra Joelianto, peneliti ITB dan pendiri eksekutif Oviotrap, menyatakan bahwa desain alat ini memungkinkan penghancuran telur nyamuk segera setelah diletakkan oleh nyamuk. “Kami berharap alat ini dapat mendukung inisiatif pemerintah dalam mengatasi demam berdarah. Dengan menghancurkan telur nyamuk, alat ini dapat mencegah berkembangnya populasi nyamuk,” ujar Prof. Endra.
Dalam tahap uji coba, alat ini telah diimplementasikan di Kelurahan Sadangserang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, dengan pemasangan total 75 unit. Hasil uji coba menunjukkan penurunan signifikan dalam insiden demam berdarah di area tersebut. “Sebelum pemasangan alat, terdapat beberapa kasus DBD di lokasi ini. Namun, setelah instalasi, kami tidak menemukan kasus baru,” lanjut Prof. Endra.
Alat ini dilengkapi dengan kemampuan untuk terhubung dengan sistem informasi kesehatan, memudahkan akses ke data oleh perangkat laptop pribadi maupun Dinas Kesehatan setempat. “Alat ini efektif dalam radius sekitar 200 meter dan memiliki tingkat efektivitas sekitar 90%,” tambah Prof. Endra.
Aldo Nofrianto, Associate Hubungan Masyarakat dari Oviotrap, menguraikan lebih lanjut tentang mekanisme kerja alat ini. “Alat ini melakukan pemantauan dan pengiriman data secara periodik ke server. Data tersebut mencakup informasi mengenai kondisi area berdasarkan jumlah telur nyamuk yang terdeteksi,” jelas Aldo.
Alat ini tersedia dalam dua variasi desain, yaitu model tabung dan model balok, memberikan pilihan kepada pengguna sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penggunaan. Versi tabung lebih ekonomis dan mudah dalam perawatan, sementara model balok, meskipun lebih mahal, tidak memerlukan koneksi wireless.
Dengan penggunaan alat ini, pencegahan dan penanganan demam berdarah diharapkan menjadi lebih terarah dan efisien, memberikan kontribusi penting dalam upaya global untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.